Tradisi Hari Raya Idul Fitri di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Lebaran atau hari raya Idul Fitri merupakan hari besar yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di dunia, karena dihari itu adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadhan. Pada tanggal 1 Syawal mulai berakhirnya puasa pada bulan Ramadan, kemudian umat muslim merayakan Idul Fitri, terkadang di suatu daerah tertentu ada tradisi untuk merayakan hari raya idul firti . Awal pagi hari selalu dilaksanakan Salat Idul Fitri (Salat Id), disunnahkan melaksanakan salat Id di tanah lapang atau bahkan jalan raya (terutama di kota besar). Di malam sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunnahkan mengumandangkan takbir.
B.     Rumusan masalah
Adapun sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah macam – macam tardisi hari raya idul fitri diberbagai daerah di Indonesia 

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengenal tardisi hari raya idul fitri diberbagai daerah di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN IDUL FITRI

Idulfitri atau juga ditulis dengan Idul Fitri atau juga dalam Bahasa Arab: عيد الفطر ‘Īdul-Fiṭr adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah.  Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda
Pada tanggal 1 Syawal mulai berakhirnya puasa pada bulan Ramadan, kemudian merayakan Idul Fitri. Awal pagi hari selalu dilaksanakan Salat Idul Fitri (Salat Id), disunnahkan melaksanakan salat Id di tanah lapang atau bahkan jalan raya (terutama di kota besar). Sebelum salat Id di lakukan imam mengingatkan siapa yang belum membayar zakat fitrah, sebab kalau selesai salat Id baru membayar zakatnya hukum nya sedekah biasa bukan zakat. Adapun hukum dari Salat Idul Fitri ini adalah sunnah mu'akkad. Di malam sebelum dan sesudah hari raya, umat muslim disunnahkan mengumandangkan takbir.
Takbir mulai dikumandangkan setelah bulan Syawal dimulai. Selain menunaikan Salat Sunnah Idul Fitri, kaum muslimin juga harus membayar zakat fitrah sebanyak 2,5 kilogram bahan pangan pokok. Tujuan dari zakat fitrah sendiri adalah untuk memberi kebahagiaan pada kaum fakir miskin. Kemudian, Khutbah diberikan setelah Salat Idul Fitri berlangsung, dan dilanjutkan dengan do'a. itu, kaum muslimin di Indonesia memiliki tradisi saling bermaaf-maafan, terkadang beberapa orang akan berziarah.

B.   TRADISI UNIK MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI DI INDONESIA
Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui. Hari Raya Idul Fitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, yang diperingati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang memang mayoritas Muslim. Biasanya, penetapan Idul Fitri ditentukan oleh pemerintah, namun beberapa ormas Islam menetapkannya berbeda. Idul Fitri di Indonesia disebut dengan Lebaran, berbagai hidangan disajikan. Hidangan yang paling populer dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia adalah ketupat,Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim tersebar di berbagai pelosok daerah, masyarakatnya pun punya tradisi yang berbeda-beda saat menyambut hari raya Idul Fitri atau yang biasa disebut Lebaran. Tradisi - tradisi tersebut yaitu :

1.    Tradisi Meugang di Aceh

Menjelang lebaran, negeri Serambi Mekah ini punya tradisi yang disebut dengan Meugang. Meugang adalah tradisi memasak daging secara besar-besaran yang kemudian disantap bersama keluarga dan dibagikan pada tetangga serta kaum dhuafa. Tradisi ini bisa dilakukan secara berkelompok dengan memotong kambing atau sapi. Biasanya warga akan berkumpul di masjid-masjid untuk menggelar tradisi ini bersama-sama.


2.    Tradisi Batobo di Riau
Lebaran memang lekat dengan mudik. Maka dari itu warga Kampar, Riau, punya tradisi Batobo yang masih dilestarikan hingga sekarang. Saat ada rombongan pemudik yang datang, akan dilakukan upacara penyambutan dengan cara mengarak pemudik menggunakan rebana menuju tempat buka bersama. Setelah usai acara Batobo, akan dilanjutkan dengan pengajian dan lomba baca Al-qur’an saat malam hari. Acara ini adalah ajang melepas rindu dan momen mempererat silaturahmi dengan keluarga dan tetangga.

3.    Tradisi Ronjok Sayak di Bengkulu
Warga Bengkulu percaya bahwa api adalah perantara yang bisa menghubungkan manusia pada leluhurnya. Itulah alasaanya mengapa banyak warga Bengkulu yang masih menggelar tradisi Ronjok Sayak atau Bakar Gunung Api saat malam takbiran. Tradisi yang sudah dilakukan Suku Serawai sejak ratusan tahun lalu ini biasanya dilakukan setelah shalat isya. Dengan cara membakar batok kelapa yang sudah disusun seperti tusuk sate yang tinggi menjulang.

3.    Tradisi grebeg syawal di Yogyakarta
eraton Ngayogyakarta Hadiningrat membuat tujuh gunungan dari hasil bumi. Tujuh gunungan ini meliputi tiga buah gunungan Lanang, satu gunungan Putri, satu gunungan Darat, satu gunungan Gepak dan satu gunungan Pawuha. Tujuh gunungan yang menjadi simbol perwujudan sedekah dari Sultan untuk rakyatnya ini akan diusung oleh abdi dalem dari dalam keraton ke arah alun-alun utara menuju Masjid Agung, Puro Pakualaman dan kantor Kepatihan. Setelah diserahterimakan, gunungan ini akan diperebutkan oleh warga yang hadir.

4. Tradisi lebaran topat di Lombok
tradisi yang dilaksanakan masyarakat Sasak di Lombok seminggu setelah hari Idul Fitri. Lebaran topat pada dasarnya adalah sebuah 'lebaran kecil' setelah umat muslim selesai menunaikan puasa sunnah bulan Syawal, yaitu puasa selama 6 hari berturut-turut setelah hari Idul Fitri. Pada hari tersebut selepas subuh, Masyarakat di pulau Lombok merayakannya dengan beramai-ramai mendatangi tempat wisata ataupun beberapa makam leluhur. mereka datang bersama keluarga dengan membawa bekal Ketupat, kue bantal, maupun lauk-pauk dan bermacam-macam penganan layaknya berekreasi. Karena pada praktiknya Lebaran topat ini condong ke kegiatan rekreatif tersebut, maka tak heran tujuan utama yang didatangi adalah pantai, tak luput Pantai Senggigi, salah satu objek utama pariwisara Lombok ini akan mengalami kemacetan panjang pada pagi hari Lebaran Topat.

5.    Festival Meriam Karbit di Pontianak
Saat malam takbiran, warga Pontianak akan menggelar tradisi yang disebut dengan Festival Meriam Karbit. Meriam-meriam besar yang terbuat dari bambu akan diletakkan di sepanjang Sungai Kapuas lalu dinyalakan secara bersama-sama.

6.  Tradisi ngejot di Bali
tradisi memberikan makanan kepada para tetangga sebagai rasa terima kasih.Tradisi Ngejot dilaksanakan oleh masyarakat Hindu dan Islam. Bagi umat Hindu, tradisi ini digelar untuk Hari Raya Galungan, Nyepi dan Hari Raya Kuningan. Dan bagi umat Islam, tradisi tersebut dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Umat Islam di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali melestarikan tradisi ini dengan memberikan makanan dan minuman kepada tetangga sekitar rumah begitu juga dengan umat Hindu. Makanan yang diberi kepada tetangga sudah dalam bentuk siap saji dan kue serta buah-buahan. Umat Hindu memberikan makanan berupa urap, lawar, daging babi, dan umat Islam memberikan makanan khas Lebaran seperti opor ayam. Tradisi Ngejot sebagai simbol kerukunan antarumat beragama sehingga tetap mesra dan harmonis. Tradisi ini juga sebagai simbol kemesraan dan tali persaudaraan antara Hindu dan Islam di tanah Dewata. Tradisi ngejot bagi pemeluk agama Islam di Bali masih terjaga hingga saat ini, khususnya di daerah pedesaan.

7.    Tradisi Pukul Sapu di Maluku Tengah
Warga Desa Morella dan Desa Mamala, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah selalu berkumpul di halaman Masjid Besar pada hari ketujuh Lebaran. Mereka ingin menyaksikan tradisi Pukul Sapu yang biasanya dilakukan perwakilan kelompok pria dari masing-masing desa. Mereka akan saling menyabetkan lidi enau ke badan lawan. Berlangsung selama sekitar 30 menit, sabetan-sabetan lidi itu pun bisa mengakibatkan sobek dan luka berdarah pada kulit.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Hari raya idul fitri atau lebaran merupakan hari yang dinanti oleh umat islam diseluruh dunia salah satunya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam , ternyata dalam menyambut hari raya idul fitri di Indonesia memiliki berbagai macam tradisi unik untuk menyambut hari raya idul fitri di berbagai macam daerah. Karena tradisi menyambut hari raya idul fitri di Indonesia terbilang unik, marilah kita jaga tradisi – tradisi ini agar tidak termakan oleh kemajuan jaman

AFTAR PUSTAKA
-http://rezanisazka24.blogspot.co.id/2016/07/makalah-ilmu-budaya-dasar-hari-raya.html
- http://regional.kompas.com/read/2016/07/07/11541331/grebeg.syawal.yang.selalu.dinanti.di.
yogyakarta







               

MANUSIA DAN HARAPAN



Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati  dalam hidup.  Orang yang  akan meninggal sekalipun mempunyai  harapan,  biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli  warisnya.
Harapan tersebut  tergantung  pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.  Berhasil atau tidaknya  suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.  Manusia  wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian  harapan menyangkut masa  depan.
APA SEBAB  MANUSIA  MEMPUNYAI  HARAPAN?
Menurut  kodratnya  manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.  Tidak  ada  satu  manusiapun  yang  luput  dari  pergaulan  hidup.  Ditengah  -  tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong  orang hidup bergaul dengan  manusia  lain, yakni dorongan  kodrat  dan dorongan  kebutuhan  hidup.
Dorongan  kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan.  atau pembawaan  alamiah yang sudah terjelma  dalam diri manusia  sejak manusia  itu diciptakan  oleh Tuhan.  Misalnya menangis.  bergembira, berpikir, herjalan. berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk  itu  semua.
Dorongan  kodrat menyebabkan  manusia mempunyai  keinginan  atau harapan,  misalnya menangis, tertawa,  bergembira. dan scbagainya.  Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa. pelawak juga mengharapkan agar penonton  tertawa terbahak-bahak.  Apabila  penonton  tidak  tertawa,  harapan  kedua  belah  pihak  gagal, justru sedihlah  mereka.
Dorongan  kebutuhan  hidup
Sudah  kodrat  pula  bahwa  manusia  mempunyai  bermacam-macam kebutuhan  hidup. Kebutuhan   hidup  itu  pada  garis  besamya  dapat  dibdakan atas kebutuhan jasmani   dan kebutuhan  rohani
Kebutuhan  jasmaniah misalnya  ;   makan, minum, pakaian,  rumah  (sandang, pangan. dan  papan).  ketenangan,  hiburan.  dan keberhasilan.
Untuk  memenuhi  semua  kebutuhan  itu  manusia  bekerja  sama  dengan  manusia  lain. Hal  ini disebabkan  kemampuan  manusia  sangat terbatas,  baik  kemampuan  fisik/jasmaniah maupun  kemampuan berpikimya.
Dengan  adanya  dorongan  kodrat  dan dorongan  kebutuhan  hidup  itu  maka  manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut  Abraham  Maslow  sesuai dengan kodratnya harapan  manusia  atau kebutuhan manusia  itu ialah  :
a)    kelangsungan hidup  (survival)
b)    keamanan  ( safety  )
c)     hak dan  kewajiban  mencintai  dan dicintai  (be  loving  and love)
d)    diakui  lingkungan  (status)
e)    perwujudan  cita-cita  (self actualization)
HARAPAN HARUS BERDASARKAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan  berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan  adalah  hal-hal   yang  berhubungan dengan  pengakuan   atau  keyakinan  akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan basil penyelidikan  sendiri,  melainkan   diterima   dari  orang  lain.  Kebenaran   pengetahuan  yang didasarkan  atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan  lagi  masalahnya,   melainkan  orang  yang  memberitahukan  itu  dapat  dipercaya   atau tidak. Pengetahuan  yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Makin   besar   kewibawaan  yang  memberitahu  mengenai  pengetahuan  itu  makin   besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan  oleh  Tuhan  -  langsung  atau  tidak  langsung  kepada  manusia.   Kewibawaan pemberi  kebenaran  itu ada yang melebihi besamya. Kepercayaan  dalam  agama  merupakan keyakinan  yang paling  besar.  Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan  sendiri  menimbulkan juga  hak ber agama  menurut  keyakinan.
Dalam  hal beragama  tiap-tiap  orang  wajib menerima  dan menghormati   kepercayaan orang  yang  beragama  itu.  Dasarnya  ialah  keyakinan  masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran amat  penting bagi  manusia.  Setiap  orang  mendambakannya, karena  ia  mempunyai   arti khusus  bagi  hidupnya.  Ia merupakan   fokus  dari  segala  pikiran, sikap  dan  perasaan.
Dalam tingkah  laku, ucapan, perbuatan  manusia  selalu berhati-hati agar mereka  tidak mcnyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun  bertindak  dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya,  seperti peribahasa  yang mengatakan,  "sekali  lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya",   karena  itu, wajarlah kalau  ketidak benaran  dapat  berakibat  kegelisahan,  ketidakpastian,  dan kedukaan.
Dr.Yuyun Suriasumantri  dalam bukunya  "filsafat  Ilmu, sebuah pengantar Populer  ada tiga teori  kebenaran  sebagai  berikut  :
1)     Teori  koherensi  atau konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan  pemyataan-pemyataan sebelumnya  yang dianggap  benar.
Contoh  :   setiap  manusia  akan mati. Paul Manusia.  Paul  akan mati
2)    Teori  korespondensi
Suatu  teori  yang  menjalankan bahwa  suatu pemyataan  benar  bila  materi  pengetahuan yang dikandung  pemyataan itu berkorenponden  (berhubungan)  dengan obyek yang dituju oleh  pemyataan tersebut.
Contoh  :   Jakarta  itu  ibukota  republik  Indonesia
3)    Teori  pragmatis
Kebenaran  suatu pemyataan diukur dengan  kriteria  apakah  pemyataan tersebut  bersifat fungsional  dalam kehidupan  praktis.
Dalam  berbagai  jenis  kebenaran   tersebut  yang  selalu  diusahakan   dan  dijaga  ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran dalam  hal-hal  itu  akan  langsung  mencemarkan  atau menjatuhkan nama baiknya,  sehingga orang  tidak  mempercayainya lagi.
BERBAGAI  KEPERCAYAAN  DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu  dapat  dibedakan atas  :
1.    Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Pereaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan  yang diserahkan atau  dipercayakan kepadanya.
2.    Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu  dapat berupa perraya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan  yang  sesuai dengan  kata  hati,  atau terhadap  kebenarannya.  Ada  ucapan  yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.    Kepercayaan  kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku  karya  Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa  manusia,  atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena  semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi. yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun  milik  rrakyat. Rakyat adalah negara,  rakyat itu menjehna pada negara.  Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang mempunyai arti   hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan  mutlak pada negara, negara demikian  itu disebut negara totaliter.  satu-satunya yang  mempunyai  hak  ialah negara;  manusia perorangan tidak mempunyai  hak,  ia hanya mempunyai  kewajiban  (negara  diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah  itu benar, karena Tuhan  adalah sumber kebenaran.  Karena itu  wajarlah  kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.     Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan  kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,  karena keberadaan manusia  itu bukan  dengan  sendirinya,  tetapi  diciptakan  oleh Tuhan.  Kepercayaan  berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.  Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat  yang  dapat menghubungkan  rasa manusia dengan Tuhannya.  Bagaimana  Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya. sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia  berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya. manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah  yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan  akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan  alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya  tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya Usaha  itu  bergantung  kepada  pribadi  kondisi, situasi, dan  lingkungan.  Usaha  itu  antara lain :
a)    meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah b)    meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c)    meningkatkan  kecintaan  kita kepada  sesama  manusia  dengan jalan  suka  menolong, dennawan,  dan sebagainya
d)    mengurangi nafsu  mengumpulkan harta yang berlebihan
e)    menekan perasaan negatif seperti iri,  dengki, fimah, dan sebagainya