Bioinformatika atau dalam bahasa inggris bioinformatics merupakan ilmu yang mempelajari teknik
komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bioinformatika
berasal dari kata bio dan informatika yang berarti gabungan antara ilmu biologi
dan ilmu teknik informasi. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode
matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah
biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta
informasi yang berkaitan dengannya. Ilmu ini mengajarkan aplikasi, analisis,
dan mengorganisir miliaran bit informasi genetik dalam sel mahluk hidup. Studi
bioinformatika terutama didukung uleh studi genomik, biologi komputasi, dan
teknologi komputer. Menurut Roderick (lihat Hieter & Boguski, 1997),
genomik adalah studi yang berhubungan dengan pemetaan, sekuen, dan analisis
genom. Walaupun belum jelas, secara umum Genomik bisa diartikan sebagai penggunaan
informasi genom secara sistematis, dengan data eksperimental baru untuk
menjawab permasalahan biologis, medis, maupun industri (Jordan, 1999).
Bioinformatika
sendiri mencakup kajian yang lebih mendalam dari genomik. Dalam studi
bioinformatika digunakan komputer yang mampu menyimpan data dalam jumlah yang
sangat banyak dan didukung berbagai macam software untuk menganalisis jutaan
data yang berasal dari mahluk hidup.
Istilah bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan
era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Namun
demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika (seperti pembuatan basis
data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologis) sudah
dilakukan sejak tahun 1960-an.
Studi Bioinformatika mulai tumbuh sebagai akibat dari
perkembangan berbagai metode sekuens baru yang menghasilka data yang sangat
banyak. Hal tersebut, secara kebetulan, didukung pula oleh teknologi
penyimpanan, manajemen, dan pertukaran data melalui komputer. Inovasi dalam
pemetaan dan sekuensing memiliki peran penting dalam proses pengambilan data
biologis. Penggunaan Yeast Artificial Chromosome (YAC), sangat membantu dalam
konstruksi peta fisik genom kompleks secara lengkap (Touchmann & Green,
1998). Untuk mengklon fragmen-fragmen DNA besar (sekitar 150.000 pasangan basa)
digunakan bacterial Artificial Chromosome (BAC).
Dalam perkembangan bioinformatika, jaringan internet turut
berperan aktif dalam perkembangannya dimana Pangkalan data bioinformatika yang
terhubungkan melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengumpulkan hasil
sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi
sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi
bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses program-program
tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar