MANUSIA DAN KEADILAN

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.  Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.  Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan  pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidak  adilan.
Keadilan  oleh Plato diproyeksikan  pada diri manusia  sehingga yang  dikatakan  adil adalah orang yang mengendalikan  diri, dan perasaannya  dikendalikan  oleh akal.
Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah. sebab pemerintah  adalah pimpinan  pokok yang  menentukan dinamika masyarakal.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu  adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada kehannonisan menuntut hak dan menjalankan  kewajiban.  Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut  hak dan lupa menjalankan  kewajiban.  Jika kita hanya menuntut hak dan  lupa menjalankan  kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan  kewajiban  dan lupa  menuntut hak,  maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.
KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan,  Anda tentu ingat  akan dasar negara kita ialah  Pancasila. Sila kelima Pnacasila,  berbunyi  :   "keadilan sosial bagi  seluruh rakyat Indonesia."
Dalam dokumen lahimya Pancasila diusulkan oleh Bung Kamo adanya prinsip kesejahteraan  sebagai  salah satu dasar  negara.  Selanjutnya  prinsip  itu  dijelaskan  sebagai prinsip "tidak ada kemiskinan di  dalam Indonesia merdeka".  Dari usul dan penjelasan itu nampak adanya pembauran pengertian  kesejahteraan dan keadilan.
Bung  Hatta dalam uraiannya mengenai sila "keadilan   sosial  bagi  seluruh  rakyat Indonesia" menulis sebagai berikut " keadilan  sosial adalah langkah yang  menentukan untuk  melaksanakan  Indonesia  yang  adil  dan  makmur." Selanjutnya  diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam bidang ekonomi  ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata. 
"Sila  keadilan  sosial mengandung prinsip bahwa  setiap  orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam  bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan"
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan  masyarakat Indonesia".

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
I)     perbuatan  luhur   yang   mencerminkan  sikap   dan   suasana   kekeluargaan  dan kegotongroyongan.
2)     Sikap  adil terhadap sesama,  menjaaga  keseimbangan antara hak dan kewajiban  serta menghormati hak-hak orang lain.
3)     sikap  suka memberi  pertolongan  kepada orang yang memerlukan
4)     sikap suka bekerja  keras
5)     sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejallteraan  bersama
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah  dan kegiatan,  antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yaitu  :     
1)  pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
(2) pemerataan  memperoleh  pendidikan dan pelayanan kesehatan. 
(3)  pemerataan  pembagian pendapataan 
(4)  pemerataan  kesempatan  kerja.
(5)  pemerataan  kesempatan  berusaha
(6) pemerataan kesempatan  berpartisipasi  dalam pembangunan khususnya bagi  generasi muda dan kaum wanita.
(7) pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah  tanah air.
(8) pemerataan kesempatan  memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam  hidupnya manusia menghadapi  keadilan I ketidakadilan setiap hari.  Oleh sebab  itu keadilan dan ketidakadilan,  menimbulkan daya kreativitas  manusia. Banyak  hasil seni lahir dari imajinasi  ketidakadilan,  seperti drama. puisi. novel. musik dan lain-lain.
BERBAGAI  MACAM KEADILAN
A)   Keadilan  Legal atau  Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada  bagian-bagian  yang membentuk  suatu  masyarakat.  Keadilan  terwujud dalam masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu.  Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan  terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.
B.   Keadilan  Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
C.   Keadilan  Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.



MANUSIA DAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal  dari  kata derita.  Kata derita  berasal  dari bahasa  sansekerta  dhra artinya menahan  atau menanggung. Derita artinya menanggung  atau merasakan  sesuatu yang tidak  menyenangkan.  Penderitaan  itu  dapat  lahir atau batin,  atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. lntensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan  individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh  seseorang   belum   tentu  merupakan  penderitaan   bagi  orang  lain.  Dapat   pula  suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang,  atau sebagai langkah awal untuk mencapai  kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami  oleh semua orang, hal itu sudah merupakan  "risiko"  hidup.Tuhan  memberikan  kesenangan  atau kebahagiaan  kepada  umatnya,  tetapi juga  memberikan penderitaan atau kesedihan  yang kadang-kadang  bennakna agar manusia  sadar  untuk tidak memalingkan  dariNya.
Baik dalam  Al  Quran  maupun kitab suci agama lain  banyak  surat dan  ayat  yang menguraikan  tentang  penderitaan  yang dialami oleh  manusia  atau  berisi peringatan  bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut,  sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu  misalnya dalam  surat Al.lnsyiqoq:6  (q)  dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya.Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam). menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa  untuk  taqwa  terhadap  Tuhan.  Apabila  manusia  melalaikan  salah  satu  darinya,  atau kurang  sungguh-sungguh  menghadapinya.  maka  akibatnya manusia  akan menderita. 
Berbagai kasus pendentaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan  sesuai dengan  liku-liku  kehidupan manusia.  Bagaimana manusia  menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik  yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita  dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi  semuanya itu merupakan "resiko"  karena seseorang mauhidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi  atau masalah yang wajib diatasi

SIKSAAN MENIMBULKAN PENDERITAAN

Siksaan dapat diartikan sebagai  siksaan  badan atau jasmani, dan dapat juga  berupa siksaan jiwa  atau rokhani,   Akibat siksaan yang dialami  seseorang  timbullah  penderitaan.
Sebagai contoh siksaan jasmani, Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari  banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang  ditulis di halaman  pertama dengan judul  huruf besar,  dan kadang-kadang disertai  gambar si  korban.
Berita mengenai  siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari.  Sebuah harian ibu kota halaman pertama isinya sebagian besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan. pemerkosaan, pencurian. perampokan,  dan sebagainya.
Adapun contoh siksaan rohahi, Siksaan yang sifatnya  psikis misalnya kebimbangan, kesepian  dan ketakutan.

PENGARUH  PENDERITAAN

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan  memperoleh pengaruh bermacam-macam  dan  sikap  dalam  dirinya.  Sikap  yang  timbul  dapat  berupa  sikap  positif ataupun  sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian  tak berguna",  "nasi sudah menjadi bubur".  Kelanjutan  dari sikap  negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya  anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap  positif yaitu  sikap  optimis  mengatasi  penderitaan  hidup,  bahwa  hidup  bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu  adalah  hanya  bagian  dari  kehidupan.  Sikap  positif biasanya  kreatif,  tidak mudah  menyerah,  bahkan  mungkin  timbul  sikap keras  atau sikap  anti, misalnya  anti kawin paksa,  ia berjuang  menentang  kawin paksa; anti  ibu  tiri, ia berjuang  melawan  sikap  ibu  tiri; anti kekerasan,  ia  berjuang  menentang  kekerasan,  dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman  kepada para pembaca,  penonton,  maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian  itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan  perubahan nilai-nilai kehidupan  dalam masyarakat dengan  tujuan perbaikan keadaan.  Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan  diganti   dengan   keadaan   yang  lebih  sesuai.  Keadaan   yang  berupa   hambatan  harus disingkirkan.

PENDERITAAN DAN  PERJUANGAN

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan,  baik berat ataupun ringan.  Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.  Karena itu terserah kepada manusia itu  sendiri  untuk  berusaha  mengurangi penderitaan itu  semaksimal  mungkin,  bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.  Manusia  adalah  mahluk berbudaya,  dengan budayanya itu  ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya.  Hal ini membuat manusia itu  kreatif.  baik bagi  penderita sendiri  maupun bagi  orang lain  yang melihat atau mengamati  penderitaan.
Penderitaan dikatakan  sebagai  kodrat manusia, artinya  sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.  Karena itu manusia hidup tidak  boleh pesimis, yang  menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup.  Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11. bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu  sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah  berjuang menghadapi  tantangan hidup dalam alam lingkungan,  masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.  Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan.  Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan,  mungkin juga dialami oleh  orang lain.  Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat  hidup para pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan.  Pemimpin kita Bung Kamo dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara  kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.  Demikian juga pemimpin pemimpin kita yang lain.

Manusia dan Keindahan



Kata keindahan  berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya.  Benda  yang mempunyai  sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia,   rumah,  tatanan,  perabot  rumah  tangga,  suara,  warna,  dan  sebaginya.  Kawasan keindahan  bagi manusia  sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa  keindahan  merupakan  bagian  hidup  manusia.  Keindahan  tak dapat  dipisahkan dari kehidupan manusia.  Dimanapun  kapan  pun dan siapa  saja  dapat  menikmati  keindahan.

Keindahan   adalah  identik  dengan  kebenaran.  Keindahan  kebenaran   dan  kebenaran adalah  keindahan.  Keduanya  mempunyai  nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.  Yang tidak mengandung  kebenaran  berarti  tidak  indah.  Karena itu tiruan lukisan  Monalisa  tidak indah, karena dasarnya  tidak benar.  Sudah tentu kebenaran disini  bukan  kebenaran  ilmu,  melainkan  kebenaran  menurut  konsep  seni.  Dalam  seni,  seni berusaha  memberikan  makna  sepenuh-penuhnya mengenai  obyek  yang  diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal  artinya tidak terikat oleh selera perseorangan.  waktu dan  tempat,  selera  mode.  kedaerahan  atau lokal

.   APAKAH KEINDAHAN ITU?
Sebenarnya sulit  bagi  kita  untuk  menyatakan   apakah  keindahan  itu.  Keindahan   itu suatu konsep  abstrak yang tidak dapat dinikmati  karena tidak jelas.  Keindahan  itu  baru jelas jika telah  dihubungkan dengan  sesuatu  yang berwujud atau  suatu  karya, Dengan  kata  lain keindahan itu baru dapat  dinikmati jika  dihubungkan  dengan  suatu bentuk.  Dengan  bentuk itu keindahan  dapat berkomunikasi,  Jadi, sulit bagi kita jika berbicara  mengenai  keindahan, tetapi jelas  bagi kita jika  berbicara  mengenai sesuatu  yang indah.  Keindahan  hanya  sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. misalnya lukisan, pemandangan alam,  tubuh  yang molek,  film, nyanyian.
Menurut  The Liang Gie dalam bukunya "Garis besar estetika". Menurut  asal katanya. dalam  bahasa  Inggris  keindahan   itu  diterjemahkan   dengan  kata  "beutiful"   dalam  bahasa Perancis  "beau",  sedang  Italia  dan  spanyol  "hello"  berasal  dari  kata  latin  "bellurn".  Akar katanya  adalah  "bonurn" yang  berarti  kebaikan,  kemudian  mempunyai  bentuk  pengecilan menjadi  "bonellurn" dan terakhir  diperpendek  sehingga  ditulis "bellurn"
Keindahan   dalam  arti luas  merupakan  pengertian  semula  dari  bangsa  Yunani  dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukwn  yang indah, sedang Aristoteles merumuskan  keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga  menyenangkan.  Plotinus  menulis  tentang  ilmu  yang  indah  dan  kebajikan   yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga  mengenal pengertian keindahan dalam  arti estetis yang disebutnya   'symmetria'  untuk  keindahan  berdasarkan  penglihatan   (  misalnya   pada  karya pahat dan arsitektur  ) dan harmonia  untuk keindahan  berdasarkan  pendengaran  (musik).  Jadi pengertian  keindahan  yang seluas-luasnya  meliputi  :

-keindahan  seni
-keindahan  alam
-keindahan  moral
-keindahan  intelektual

Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri  atau kwalita hakiki  itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.  Kwalita yang paling sering disebut  adalah kesatuan  (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) clan perlawanan (contrast).

Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan  dan  kebaikan  dari garis, warna,  bentuk, nada dan  kata-kata.  Ada  pula  yang berpendapat,  bahwa  keindahan  adalah  suatu kumpulan  hubungan-hubungan  yang  selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu  dengan si pengamat.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beaty is unity  of formal relations of our sense perceptions).

Sebagian  filsuf lain  menghubungan  pengertian keindahan  dengan  ide  kesenangan (pleasure),  yang merupakan  sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran.  Filsuf abad pertengahan Thomas  Aquinos  (1225-1274)  mengatakan,  bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ternyata untuk menjawab "apakah keindahan itu" banyak sekali jawabannya.  Karena itu  dalam  estetika  modern  orang lebih suka berbicara  tentang  seni dan dan  pengalaman estetik, karena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empirik  dan penguraian yang sistematik.

APA  SEBAB  MANUSIA MENCIPTAKAN  KEINDAHAN?
Keindahan  itu pada dasarnya  adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan.  Ini berarti  bahwa keindahan   itu  ciptaan  Tuhan.  Alamiah  artinya  wajar,  tidak  berlebihan  tidak  pula  kurang 

Pengungkapan keindahan  dalam karya seni didasari oleh motivasi  tertentu  dan dengan tujuan   tertentu   pula.  Motivasi   itu  dapat  berupa  pengalaman  atau  kenyataan  mengenai penderitaan hidup  manusia,  mengenai  kemerosotan  moral,  mengenai  perubahan  nilai-nilai dalam  masyarakat,   mengenai  keagungan  Tuhan,  dan  banyak  lagi  lainnya. Tujuannya tentu saja  dilihat  dari  segi  nilai  kehidupan  manusia,  martabat  rnanusia, kegunaan  bagi  manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan  alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

(1)   Tata  nilai  yang telah  usang
Tata  nilai  yang terjelma dalam  adat istiadat ada yang sudah  tidak sesuai  lagi dengan keadaan,  sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,  misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata  nilai  semacam  ini dipandang  sebagai  mengurangi  nilai  moral  kehidupan  masyarakat, sehingga  dikatakan  tidak indah.  Yang tidak indah bisa digantikan  dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai  dan mengangkat martabat  manusia, misalnya  wanita.
Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan  dan memperbaiki nasib  kaum  wanita. Sebagai  contoh  novel  yang menggambarkan keadaan  ini ialah "layar  terkembang" oleh  Sutan Takdir Alisyahbana,  "Siti  Nurbaya" oleh Marah  Rusli.

(2)   Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.  Kemerosotan moral  dapat  diketahui  dari tingkah laku  dan  perbuatan  manusia  yang bejad   terutama dari  segi  kebutuhan   seksual.   Kebutuhan  seksual   ini  dipenuhinya  tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum  agama, dan moral masyarakat.  Yang demikian  itu dikatakan  tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui  protes  yang  antara  lain diungkapkan  dalam  karya  seni.
Sebagai  contoh  ialah karya  seni berupa  sanjak  yang dikemukakan oleh  W.S.Rendra berjudul  "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang  memprotes  perbuatan bejad  para pejabat,  yang merendahkan  derajad  wanita dengan  mengatakan  sebagai  inspirasi revolusi,  tetapi  tidak lebih  dari pelacur. 

(3)   penderitaan manusia
Banyak  faktor yang membuat  manusia  itu menderita, Tetapi  yang paling menentukan ialah  faktor manusia  itu sendiri.  Manusialah  yang membuat  orang menderita  sebagai  akibat nafsu  ingin  berkuasa,  serakah,  tidak berhati-hati  dan sebagainya.
Keadaan  demikian  ini tidak mempunyai  daya  tarik dan  tidak menyenangkan, karena nilai  kemanusiaan telah  diabaikan,  dan  dikatakan  tidak indah.  Yang  tidak  indah  itu  harus dilenyapkan karena  tidak bennanfaat bagi kemanusiaan

(4)   Keagungan  Tuhan
Keagungan   Tuhan  dapat  dibuktikan  melalui  keindahan   alam  dan  keteraturan   alam semesta  serta kejadian-kejadian alam. Keindahan  alam merupakan  keindahan  mutlak ciptaan Tuhan. Manusia  hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan  itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan. tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang  wanita  ciptaan  Tuhan  membuat  kagum  seniman  Leonardo  da Vinci.  Karena  itu  ia berusaha  meniru  ciptaan  Tuhan  dengan  melukis  Monalisa  sebagai  wanita  cantik.  Lukisan monalisa  sangat  terkenal  karena  menarik  dan tidak membosankan

Dari semua yang telah dibahas dapat kita simpulkan bahwa Keindahan  bersifat universal  artinya tidak terikat oleh selera perseorangan.  waktu dan  tempat,  selera  mode.  kedaerahan  atau lokal. Ada pula cara untuk mengerti apa itu keindahan bisa dengan mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri  atau kwalita hakiki  itu dengan pengertian keindahan. Kwalita yang paling sering disebut  adalah kesatuan  (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) clan perlawanan (contrast).